Kau kira aku bangga karena sampai detik ini puasaku tidak lubang sama sekali
Kau kira aku gembira karena aku bisa merayakan Idul Fitri
sehingga aku seperti selembar kertas putih yang siap ditulis kembali
Kau kira aku tertawa karena pahalaku selama bulan puasa
dilipatgandakan seperti bulir2 padi
Kau kira setan akan terbelenggu selama bulan puasa yang penuh rahmat ini
Kau kira malaikat2 bertebaran membagi doa dan rejeki kepada hamba2 yang menanti
Kau kira bahwa puasa itu untuk Ilahi
Asshaumu lii, wa Anaa Ajza bihi..............................*
Bangga, gembira, suci kembali...........
Tidak, aku tidak pantas bangga
apalagi gembira terlebih2 lagi suci
Kesedihanku teramat sangat
Di bulan puasa...........
Theo van Gogh bersimbah darah di tepi jalan
oleh seseorang yang mengaku ikut ajaran Tuhan
hanya karena punya pendapat yang berseberangan
George Bush tertawa di atas singgasananya
dalam istana marmer putih penuh bunga-bunga
telah bisa menipu rakyat dengan kebohongan dan kebanggaan semu semata
Setan2 berpesta pora di saat minyak2 bumi dipompa
Hukum telah dengan bangganya
melarang cinta di antara manusia
dan itu terjadi di negara yang mengaku sebagai penegak demokrasi dunia
Kapitalisme begitu merajalela
merampok para pengemis
membantu para raja2 dan borjuis
Sudahlah...
aku tak tahu lagi
kalau semua kutulis dalam satu puisi
mungkin puisi ini mengalir sepanjang sungai Musi
jika benar Kau memberi pahala
berikanlah pada anak2 jalanan yang puasa sepanjang hidupnya
mereka lebih pantas menerimanya daripada hamba
Tuhan..........
jika Engkau menyediakan surga
rasanya aku tak pantas memasukinya
biarlah surga itu untuk manusia2 yang tanpa pamrih membantu manusia lainnya
apapun agama dan kepercayaannya
termasuk yang tak beragama dan tak percaya
karena Kau Tuhan semua dan segala
Tuhan........
jika Engkau menebarkan malaikat-Mu
tolonglah suruh mereka hapus airmata seluruh saudaraku
karena membeli tisupun mereka tak mampu
12
Tuhan......
tolong terima "puasa" mereka
walau aku tahu Kau tak membutuhkannya
Berilah secercah senyum di wajah dunia
Tuhan,
aku tak patut merayakan
karena tanganku masih tergenggam
di saat saudaraku masih kelaparan dan tak berpendidikan
By: http://amienstein.tripod.com/id7.html
Kamis, 24 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar